top of page

Gunung Sumbing, Si Garang dari Garung!

Pendakian kali ini datangnya dari seorang teman kuliah bernama Yahya. Sebelum pendakian ini, kami pernah merencanakan untuk pergi ke Gunung Lawu, namun karena beberapa hal, akhirnya kami memutuskan untuk mendaki Gunung Sumbing pada saat liburan semester.

Bisa dibilang kami berkabar hanya menggunakan aplikasi LINE, karena saya yang berada di Depok dan Yahya yang berada di Bandung. Setelah libur Hari Raya, kami putuskan untuk bertemu di Jogja pada tanggal 2 Juli 2019.

Saat itu juga kami langsung bersiap dan melakukan perjalanan ke Temanggung pada malam harinya, sekitar pukul 21 malam. Selain Yahya, saya mendaki Gunung Sumbing bersama 6 teman lain yaitu Rahmat, Jeka, Nino, Tika, Hisyam, dan Pinut. Rahmat, Jeka, Nino adalah teman saya di kampus sedangkan Tika, Hisyam dan Pinut merupakan teman Yahya dari Bandung. Kami pun bergegas melakukan perjalanan dengan menggunakan 4 buah sepeda motor. Jarak yang ditempuh sekitar 100 km dengan waktu tempuh 3 jam.

Kami tiba di Basecamp Garung pada dini hari dan langsung beristirahat.

Registrasi di Basecamp

Sekitar pukul 7 pagi kami melakukan registrasi. Bisa dibilang peraturan di Basecamp Garung ini sangat ketat, dimana pendaki dilarang membawa tissue basah dan akan dikenakan denda jika melanggar. Setelah bersih - bersih, sarapan, registrasi, dan melengkapi bawaan, kami pun siap mendaki Gunung Sumbing. Pagi itu Gunung Sindoro di arah barat laut berdiri dengan cantiknya dimandikan semburat jingga matahari terbit, tidak luput Si Gunung Sumbing yang malu malu berdiri gagah di tenggara.

Kami melakukan pendakian sekitar pukul 9. Untuk mencapai pos 1 kami menggunakan fasilitas ojek dengan membayar seharga Rp 25.000 namun sensasi yang ditawarkan tiada tandingannya! Pada ojek ini penumpangnya akan berada di depan si pengendara, sementara pengendara akan menggendong carrier si pendaki. Dengan kecepatan lebih dari 60 km/jam dan trek yang terjal serta berbatu, membuat perjalanan ojek ini sangat berkesan. Sepanjang jalan pun kita bisa melihat perkebunan warga dan tentunya Gunung Sindoro di belakang.

Lalu dengan waktu tempuh sekitar 10 - 15 menit, kami bisa langsung sampai POS 1.

POS 1

Pos ini menawarkan sumber air, warung, dan pangkalan ojek. Ketika sampai di pos ini kami segera berdoa dan langsung melanjutkan perjalanan. Tidak disangka, track dari pos 1 ke pos 2 pun cukup terjal tanpa adanya bonus. Pemandangan sekitar ialah hutan yang agak terbuka. Tanah disini jika musim kemarau akan sangat berdebu, mungkin saat musim hujan akan basah dan berlumpur.

Untuk mencapai Pos 2 kami menempuh waktu sekitar 3 jam karena banyak berhenti. Sebelum mencapai Pos 2 ada pos bayangan yang terdiri dari shelter.

POS 2

Pos 2 pun dicirikan dengan adanya warung. Ya, kami dapat memesan ekstra jos* dan gorengan tanpa harus mengeluarkan nesting. Di pos ini kami beristirahat cukup lama mengingat track yang baru kami lalui lumayan terjal dan melelahkan.

Lalu setelah puas menghabiskan minuman yang kami pesan, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3. Tanpa disangka, tracknya pun lebih terjal dari sebelumnya. Kami berjalan di atas punggungan! Jalan ini disebut engkol - engkolan, tidak tahu darimana asalnya namun jalan ini dicirikan dengan punggungan yang terjal serta sangat berpasir sehingga menghasilkan debu ketika kita pijak. Namun, pada beberapa titik, terdapat webbing yang membantu para pendaki untuk naik tanpa tergelincir.

Waktu tempuh dari Pos 2 ke Pos 3 juga 3 jam, karena kami sering berhenti memperkirakan bagian mana yang aman dipijak dan tidak jatuh terguling. Akhirnya, setelah engkol - engkolan, kami tiba di Pos 3 atau camp area.

POS 3

Pos 3 adalah dataran yang cukup luas dimana dapat menampung banyak tenda. Serta, bonusnya, di tempat ini kami dapat menyaksikan matahari terbenam di balik Gunung Sindoro. Indahnya.

Kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam disini. Setelah tenda berdiri, memasak, makan, dan menyaksikan sejenak matahari tenggelam, kami pun memutuskan untuk istirahat karena esok hari kami akan pergi ke puncak. Tetapi sebelum itu, kami dapat menyaksikan galaksi bima sakti tepat di atas kepala kami. Sungguh indah, Sumbing!

POS 4 - Puncak

Keesokan harinya setelah sarapan dan melihat Gunung Sindoro dari Pos 3, kami memutuskan untuk pergi ke puncak. Sayangnya saya tidak sanggup dan memilih untuk stay di tenda sementara ke-7 teman saya melanjutkan perjalanan ke puncak. Dari cerita teman - teman saya, track dari pos 3 ke Puncak Buntu tidak jauh berbeda, masih berupa lahan terjal, namun bedanya medan dari Pasar Watu mulai berbatu. Estimasi perjalanan sekitar 4 - 5 jam karena kala itu saya ditinggal jam 10 dan mereka balik pada saat magrib.

Teman - teman saya pulang dengan persediaan air yang habis dan kelelahan, maka dari itu tugas saya untuk menyiapkan mereka makanan, namun berakhir kami semua yang memasak karena mereka benar benar kelaparan!! Untuk air, karena peraturan basecamp yang akan menhitung kembali botol air ketika sudah turun nanti, jadi kami membeli dengan cara menukar air di warung. (Ya, di Pos 2 dan Pos 3 terdapat warung) Harga air di warung adalah Rp 10.000 untuk botol 1,5 liter.

Setelah makan, nampaknya teman saya kelelahan, hanya mengobrol sebentar, lalu tertidur.

Pulang

Paginya, kami memasak untuk sarapan, lalu segera membereskan tenda karena pada hari kedua cuaca sedikit berkabut dan menghasilkan hujan lokal.Tak lama, kami pun turun ke basecamp.

Pada saat tiba di engkol - engkolan, turun menjadi acara yang mengasyikan! Karena kita dapat dengan mudahnya merosot, namun hasilnya tubuh kita terlumuri debu, haha.

Perjalanan turun pun dipangkas hanya dengan 3 jam perjalanan saja mengingat medan yang sangat terjal. Setibanya di Pos 1 kami ditawari untuk naik ojek, namun dirasa sayang sekali tidak merasakan perjalanan dari Pos 1 ke basecamp. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan, namun tampaknya itu bukan keputusan terbaik, karena jalannya sangat jauh dan menyakitkan karena tracknya berbatu.

Setibanya di basecamp, sampah kami pun dicek satu persatu dan yang tidak mematuhi peraturan sampah, tentu saja akan didenda!

Setelah bersih - bersih, makan, dan beristirahat sejenak, kami pun memutuskan untuk langsung pulang ke Jogja. Kami pun berangkat pukul 17 sore. Dengan melewati kota Temanggung dan Magelang, kami tiba di Jogja pada pukul 21 malam.

Estimasi Biaya :

Jogja - Garung Rp. 20000 (Bensin)

Simaksi Rp. 15.000

Parkir Rp. 10.000

Recent Posts

Follow Us

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black LinkedIn Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black YouTube Icon
bottom of page